Stereokimia
Konfigurasi Relatif
Konfigurasi diartikan sebagai suatu metode untuk menggambarkan suatu susunan ruang (tiga dimensi) atom- atom atau gugus-gugus pada atom karbon pusat stereokimia. Konfigurasi ini disebut relatif karena cara menentukannya didasarkan dengan dibandingkan dengan suatu senyawa pembanding. Konfigurasi relatif timbul sebelum struktur penataan ruang gugus diseputar karbon kiral diketahui.
Isomeri Optik
Salah satu jenis stereoisomeri adalah isomeri optis. Isomeri optis ini terjadi pada molekul yang tidak memiliki bidang simetri. Bidang simetris merupakan bidang yang membagi molekul menjadi dua bagian satu sama lain adalah bayangan cermin. Bidang simetri itu adalah pada molekulnya terdapat atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda. Atom karbon seperti inilah yang disebut atom karbon kiral. Seperti pada contoh berikut yaitu 2- kloropentana dan 2- kloro - 3 metilbutana seperti ditunjukkan gambar berikut: ko
Atom karbon nomor 2 pada molekul 2-kloropentana dan atom karbon nomor 2 pada molekul 2- kloro - 3 metilbutana adalah atom karbon kiral karena mengikat 4 gugus yang berbeda. Ketiadaan bidang simetri akan menyebabkan berubahnya penataan ruang gugus yang terikat pada pusat kiral. Ada dua kemungkinan penataan gugus- gugus disekitaran Pusat kiral sehingga bagi senyawa yang satu nama dan mempunyai satu pusat kiral akan memiliki dua senyawa berbeda yang merupakan isomer sama lain. Sebagai contoh yaitu seperti pada gambar berikut:
Kedua isomeri tersebut merupakan bayangan cermin satu sama lain secara strukturnya. artinya jika salah satu isomer diletakkan di depan cermin, maka bayangan yang muncul akan memiliki struktur yang identik dengan isomer lainnya. Tetapi keduanya tidak bisa saling berimpitan. Cara penataan ruang di sekitar pusat kiral dinamakan konfigurasi. Beda halnya dengan adanya beberapa senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi beda dalam penataan ruang gugus-gugus diseputar pusat kiral dinamakan isomeri konfigurasi. Senyawa yang memiliki isomeri konfigurasi adalah bayangan cermin satu sama lain, tapi dapat juga satu sama lain ini bukan merupakan bayangan cermin. Isomer- isomer konfigurasi itu sendiri yang merupakan bayangan cermin satu sama lain dinamakan enantiomer, dan setiap enantiomer yang memiliki sebuah atom C kiral atau sebuah pusat kiral, akan memiliki pasangan sehingga dapat membentuk sepasang benda dan bayangan yang tidak saling menutupi satu sama lain jika didekatkan. Benda dan bayangan tersebut di kenal juga dengan sebutan sepasang enantiomer.
Permasalahan
1. Bagaimana hubungan antara konfigurasi Relatif dengan proyek ruang fischer?
2. Mengapa molekul asimetris belum tentu kiral, sedangkan molekul kiral sudah pasti asimetris?
3. Isomer-isomer konfigurasi merupakan bayangan cermin satu sama lain disebut enantiomer. Permasalahannya itu mengapa perbedaan senyawa-senyawa yang berenantiomer terletak pada interaksinya dengan senyawa kiral lain dan juga interaksinya dengan bidang cahaya terpolarisasi?.
Saya Nadiya Qotrunnada Tohiri NIM 073, akan mencoba menjawab pertanyaan kedua. Molekul dikatakan asimetris jika mengikat 4 gugus atom yang berbeda sehingga Molekul asimetris belum tentu kiral Namun molekul kiral sudah pasti adalah asimetris. Suatu molekul dikatakan kiral jika molekul tersebut mampu memutar bidang putar polarisasi.
BalasHapusSaya mashita NIM (A1C118083) akan mencoba menjawab pertanyaan no.1
BalasHapusKonfigurasi relatif menggunakan arah orientasi D (dekstro) dan L (levo). Dekstro berputar ke kanan (+) dan levo berputar ke kiri (-). Sistem penggambaran konfigurasi relatif menggunakan ketentuan Proyeksi Fischer. Penggambaran tiga dimensi dari molekul ini disebut Proyeksi Fischer yang ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Emil Fischer.
Dalam menggambarkan struktur proyeksi fischer harus memperhatikan beberapa aturan yaitu:
1. Gugus-gugus yang ditempatkan secara horizontal adalah gugus-gugus yang mendekati pengamat.
2. Gugus-gugus yang ditempatkan secara vertikal adalah gugus-gugus yang menjauh dari pengamat.
3. Hetero atom (atom selain C dan H) ditempatkan pada garis horizontal. Sedangkan karbon ditempatkan pada garis vertikal.
4. Karbon dengan angka oksidasi lebih tinggi ditempatkan di atas.