Jumat, 10 April 2020

Mekanisme Reaksi Reduksi pada Senyawa Organik

Karakteristik reaksi reduksi berlawanan dengan karakteristik reaksi oksidasi. Sebagai Hasilnya, molekul organik kehilangan oksigen dan / atau memperoleh hidrogen dalam reaksi reduksi. Digunakan simbol umum [H] untuk menunjuk pengurangan karena biasanya kita menambahkan satu atau lebih H untuk molekul selama reduksi. H ini biasanya berasal dari molekul hidrogen (H2) atau dari reagen logam hidrida. reaksi reduksi adalah pada ikatan rangkap C=O akan lebih sulit untuk direduksi dibandingkan dengan ikatan rangkap C=C.

A. Reaksi reduksi pada aldehid dan keton
Aldehid dan keton mudah direduksi masing-masing menjadi alkohol primer dan sekunder. Reduksi ini dapat dilakukan dengan bermacam cara, umumnya dengan hidrida logam.

Hidrida logam yang paling  sering digunakan untuk mereduksi Senyawa karbonil ialah litium aluminium hidrida (LiAlH4) dan natrium borohidrida (NaBH4). Ikatan logam- hidrida terpolarisasi, dengan muatan pada logam positif dan pada hidrogen muatan negatif. Sehingga reaksinya melibatkan serangan nukleofilik tak reversibel dan hidrida (H-  ) pada karbon karbonil.



Produk awalnya adalah aluminium alkoksida, yang selanjutnya terhidrolisis oleh air dan asam menghasilkan alkohol l. Hasil akhirnya adalah adisi hidrogen pada ikatan rangkap karbon-oksigen. Karena ikatan rangkap karbon-karbon tidak mudah diserang oleh nukleofili, hidrida logam dapat digunakan untuk mereduksi ikatan rangkap karbon-oksigen menjadi alkohol padanya tanpa mereduksi ikatan rangkap karbon-karbon yang terdapat pada senyawa yang sama.

1. Reduksi Aldehida atau keton menjadi Hidrokarbon

a. Reduksi metode mozingo
Prinsip reduksi ini yaitu dengan mengubah gugus karbonil menjadi tioasetal, yang selanjutnya direduksi dengan nikel raney. Dimana ikatan C-O Adah ikatan kuat dan C-S adalah ikatan yang lemah dan mudah direduksi dnegan nikel raney sehingga dapat terbentuk tioasetal.



b. Reduksi Wolff-Kishner
Aldehida dan Keton mengalami reaksi dengan hidrazin untuk membentuk turunan hidrazin. Turunan hidrazin dapat mengalami reaksi lebih lanjut dengan basa dan panas untuk membentuk alkana yang sesuai. Kombinasi dari dua reaksi ini disebut Pengurangan Wolff-Kishner.  Reduksi metode Wolff-Kishner ini suatu reduksi yang menggunakan hirdazon yang selanjutnya ditambahkan dengan suatu basa yang sangat kuat.




c. Reduksi Clemmensen
 yang digambarkan sebagai reduksi keton (atau aldehida) menjadi alkana menggunakan seng amalgam dan asam klorida pekat.




2. Reaksi aldehid atau keton menjadi alkohol
a.Pereaksi Logam Hidrida
 pereaksi ini dapat larut dengan larutan dalam air dan larutan dalam alkohol. Namun, solusinya harus bersifat alkali.





b. Reaksi cannizaro
Reaksi Aldehid dan Keton yang tidak memiliki hidrogen alpa dengan basa yang akan menghasilkan suatu alkohol dan asam karboksilat.



c.  Reduksi meerwein-ponndorf-verley
Reduksi keton menjadi alkohol dengan Al(Oi-Pr)3 dalam isopropanol.



3. Reaksi aldehid atau Keton menjadi pikanol



Tanpa adanya donor Proton, logam elektropositif mereduksi keton menjadi pikanol dengan dimerisasi radikal anion.

B. Reaksi reduksi Ester
mengkonversi ester menjadi hidrasidanya yang selajutnya direaksikan dengan benzensufonil klorida membentuk asilbenzenasulfonil hidrazin. Kemudian senyawa ini direaksikan dengan basa sehingga menghasilkan aldehid.



C. Reduksi asam karboksilat
Reaksi terjadi untuk membentuk aldehida dan kemudian alkohol primer. Karena lithium tetrahydridoaluminate bereaksi cepat dengan aldehida, tidak mungkin untuk berhenti pada tahap setengah. Kemudian akan ada reaksi selanjutnya akan membentuk alkohol primer.




Permasalahan

  1. Mengapa hibrida logam yang sering digunakan untuk mereduksi senyawa karbonil pada aldehid dan keton adalah  litium aluminium hibrida dan natrium borohibrida ?
  2. mengapa reaksi reduksi  pada ikatan rangkap C=O akan lebih sulit untuk direduksi dibandingkan dengan ikatan rangkap C=C?
  3. Mengapa pada  Reduksi Wolff-Kishner harus ditambah dengan basa yang sangat kuat, bagaimana jika ditambahkan basa lemah?


5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Saya Wafiqah Alvia (047) akan menjawab Permasalahan no 3. Pada Reduksi Wolff-Kishner harus ditambah dengan basa yang sangat kuat, seperti kalium hidroksida atau kalium t-butoksida dalam pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) karena itu reaksi tersebut terbatas hanya pada senyawa karbonil yang stabil dalam kondisi basa kuat. Jika menggunakan basa lemah, reaksi tersebut menjadi tidak stabil. Terimakasih

    BalasHapus
  4. Saya Nadiya NIM A1C118073, akan mencoba menyelesaikan permasalahan pertama,hibrida logam yang sering digunakan untuk mereduksi senyawa karbonil pada aldehid dan keton adalah  litium aluminium hibrida dan natrium borohibrida hal tersebut karena Struktur dari dua pereduksi ini sangat sederhana, ada empat hidrogen atau tetrahydido di sekitar aluminium atau boron dalam ion negatif (ditunjukkan oleh akhiran eat). keadaan oksidasi aluminium atau boron, dan sering diabaikan karena unsur-unsur ini hanya pernah menunjukkan keadaan oksidasi +3 dalam senyawa mereka.

    BalasHapus
  5. Assalamu'alaikum wr wb ermawati perkenalkan saya NURHALIMAH (024), baiklah disini saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2 dimana permasalahannya mengapa reaksi reduksi pada ikatan rangkap C=O akan lebih sulit untuk direduksi dibandingkan dengan ikatan rangkap C=C? Hal tersebut dikarenakan ikatan rangkap C=O itu lebih memiliki ikatan yang kuat dimana ikatan C-O disini lebih elektronegatif dibandingkan ikatan rangkap C=C.

    BalasHapus